twitter



Kegagalan itu tak pernah terjadi, yg terjadi hanyalah sukses yg tertunda, jgn menyerah terus kerjakan semua yg kau yakini. Kegagalan hari ini tidak untuk disesali, tapi untuk dipelajari, karena setiap hari adalah kesempatan untuk memperbaiki diri (Mario Teguh) .




           Setiap kita tentunya memiliki banyak impian dan cita-cita, namun untuk meraih impian itu memang bukanlah hal yang mudah dan penuh perjuangan.
          Masih teringat di memory ku bagaimana kegagalan itu mengahmpiri ku...
          Pengumuman UN telah selesai, sekarang aku hanya memfokuskan diri untuk bisa tembus di PTN yang aku idam-idamkan. Hanya melalui tes SNMPTN lah yang bisa ku harapkan lagi karena undangan untuk siswa PMDK tidak ku ambil. Setiap hari aku datang untuk belajar ke tempat bimbel, dan setiap malamnya aku selalu membahas bank soal SNMPTN tahun-tahun yang terdahulu. Selain berusaha aku juga berharap kepada takdir yang Maha Kuasa agar apa yang kuimpikan dapat terwujud. Setiap sholat ku, aku selalu berdoa kepada Allah agar diberikan kemudahan dan kelancaran.
          Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Inilah saatnya perjuanganku untuk masa depan ku. Aku berusaha mengerahkan seluruh kemampuanku untuk menjawab soal-soal itu. Pada saat tes aku memilih perguruan tinggi negeri tempat ku tinggal, perguruan tinggi yang kupilih adalah perguruan tinggi favorite tempat tinggal ku. Pilihan pertama ku adalah Pendidikan Kedokteran Gigi, sebenarnya yang paling kuingini adalah Pendidikan Kedokteran aku memilih FKG karena pasingradenya lebih rendah dari FK, dan pilihan selebihnya yaitu Farmasi dan Akuntansi ketiganya di PT yang sama. Aku memilih paket IPC, dua buah jurusan IPA satu juruan IPS, meski pengetahuanku tidak begitu mendalam pada pelajaran IPS. 
          Akhirnya tibalah saat pengumuman kelulusan, hasil pengumuman kelulusan diumumkan secara Online. Pada saat pengumuman aku pergi ke rumah teman tetangga sebelah yang seangkatan dengan ku yang juga lagi cemas melihat hasil kelulusan. Ketika aku mengetik no ujian waktu tes pada komputernya, dan pada layar monitor terpampang bahwa aku dinyatakan BELUM LULUS. Semua pilihan ku tidak jebol satu pun....
          Aku hanya bisa terdiam melihat hasil atas apa usaha ku selama ini.... Aku tidak tau harus mengapa? mau marah.....? marah kesiapa? Aku hanya bisa menangis di hadapan kedua orang tua ku... Ya Tuhan.... Apakah yang kulakukan selama ini masih kurang.... Aku selalu berusaha dengan terus belajar  setiap hari dan aku juga tidak pernah tinggal untuk selalu berdoa kepada-Mu.... Dan pada saat itu terlontarlah perkataan yang tidak semestinya aku bilang, " Ya Allah Engkau benar-benar tidak adil..... Beginikah balasan untukku dari mu....? Ya Tuhan.... Kenapa keberuntungan tidak pernah Kau berikan untukku....". Pada saat itu aku begitu marah, benci dengan diriku sendiri, dan penuh kekecewaan. Karena kedokteran adalah jurusan yang sangat aku damba-dambakan, Menjadi seorang Dokter adalah cita-cita dan impian ku semasa kecil...Kedua orang tua ku berusah untuk menenangkan ku... Sekejap terlintas dibenakku mengenai PMDK, sekolah menyatakan bahwa aku terpilih sebagai siswa PMDK dengan beberapa teman yang lain. Tapi, aku tidak mencoba untuk mengambil PMDK, aku merasa percuma saja mendaftar melalui jalur PMDK toh hasilnya pasti tidak bakalan lulus, karena banyak siswa-siswa yang berprestasi dan memiliki nilai yang tinggi dari ku. 
          Dalam suasana hati yang benar-benar kacau membuat pikiran ku begitu sempit. Ingin rasanya aku menghilang menjauh dari bola mata kedua orang tua ku. Aku benar-benar merasa menjadi anak yang tidak berguna, aku merasa seperti sampah bahkan lebih menjijikkan dari sampah... Entah berapa lama aku berdiam diri dan kadang kala terus saja menangis atas kegagalan itu. Memang banyak PTS yang menyediakan jurusan Kedokteran...tapi, bagaimana dengan biayanya?? Mana ada orang tua ku mempunyai uang sebanyak itu untuk membiayai ku di PTS. Hampir 200 juta rupiah biayanya, jalur ektensi (Non Reguler) memang ada di PTN yang ku favorite kan, tapi, lagi- lagi uang....Uang yang bernilai tidak sedikit ?? Uang darimana???... Entahlah... semenjak kegagalan itu aku membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mau masuk perguruan tinggi dimana lagi....
           Begitu banyak suport yang diberikan oleh orang tua untukku. Hingga orang tua memberiku sebuah pilihan dan saran. Orang tua bilang, kalau inginnya di dunia kesehatan, bagaiman mencoba di jurusan yang masih dibilang baru ini... Jurusan itu adalah Rekam Medis, sepupuku ada yang sudah menjalani perkuliahan pada jurusan itu. Menurut dia jurusan ini masih langka di Indonesia dan bahkan lowongan pekerjaannya pun masih begitu banyak. Segera ku cari informasi mengenai jurusan Rekam Medis melalui Internet. Dan kulihat jurusan itu tidak beberapa perguruan tinggi memiliki jurusan tersebut, jurusan Rekam Medis ternyata masih dalam kategori langka di Indonesia. Dan kulihat masih banyak Rumah Sakit yang membutuhkan tenaga profesi yang ahli di bidang Rekam Medis, karena setiap Rumah Sakit kalau tidak memiliki tenaga Rekam Medis maka RS tersebut belum layak disebut Rumah Sakit yang berstandar baik. 
            Orang tua ku menyarankan untuk masuk di jurusan ini, pertama yang ada dibenakku masih belum tergoyanhkan dari yang namanya Kedokteran. Namun aku berfikir, jika kedua orang tua ku meridoi di jurusan Rekam Medis maka aku akan berusaha menerima permintaan mereka. Akhirnya aku telah kuliah di jurusan Rekam Medis di salah Satu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan tempat tinggal ku. Tidak terasa sudah 6 bulan kulalui perkuliahan di jurusan ini, namun hati ku masih tetap belum tertarik dengan jurusan ini. Selama 6 bulan yang kulalui aku merasa kosong tidak ada minat sedikit pun untuk bisa meraih nilai yang memuaskan. Pada saat ujian, aku juga belajar tapi aku belajar ya hanya sekedar belajar demi ujian bukan bermaksud agar nilai ku tinggi dan mencapai nilai yang maksimal. Ujian telah selesai, kini hanya menunggu nilai hasil semester I. Pada semester II kami pun segera mengisi KRS dan mebayar uang kuliah. Sekejap aku tertegun dengan nominal uang yang tertulis di kwitansi itu. Ya...Tuhan ternyata uang selama aku kuliah disini tidak sedikit... Tiba-tiba keinginan ku untuk bisa mendapatkan beasiswa berprestasi terfikir di benakku. Semenjak itu aku terus berusaha untuk meraih nilai yang baik agar bisa lulus dalam kategori beasiswa berprestasi. 
               Dan sesuatu yang tidak kusangka ternyata nilai ku di semster I cukup memuaskan jauh dari apa yang ku harapkan. Dan sekarang aku bertekad untuk menjalankan perkuliahan ini dengan sungguh-sungguh. Aku berusaha berdamai deangan perasaan kecewa ini. Aku merasa ternyata jurusan ini tidak seburuk yang aku fikirkan. Sekarang, aku bertekad kuliahku hanya untuk kedua orang tua ku. Aku berusaha mengejar target demi membuat mereka bangga. Hanya mereka lah tujuan ku untuk selalu berusaha mengejar IP yang lebih baik.

0 komentar:

Posting Komentar